Bukan Kolonialisme, Firli Sebut Musuh Sekarang Adalah Kemiskinan, Kebodohan, dan Korupsi

Indonesiaseharusnya.com – Jakarta, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dalam rapat kerja KPK di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, Kamis (28/10/2021). Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menilai, sebagai segenap anak bangsa semua pihak sudah selayaknya memperingati Hari Pahlawan sebagai hari besar dan bersejarah setiap tanggal 10 November. Hal itu, menurut dia, patut dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas semua jasa dan pengorbanan seluruh pahlawan yang hidup dan matinya dilakukan untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Pahlawan sebagai tauladan sungguh menginspirasi kita semua anak bangsa dan terpatri dalam hati sanubari kami di KPK,” ujar Firli, melalui keterangan pers, Rabu (10/11/2021).

Firli pun menganalogikan perjuangan anak bangsa saat ini yang mempertahankan nilai-nilai integritas, memegang teguh agama, budaya serta nilai-nilai kejujuran dan keikhlasan yang luar biasa sebagai pahlawan. Hal itu, menurut dia, tidak jauh berbeda dengan para pahlawan dan pendiri bangsa yang memberikan nilai-nilai luhur yang dapat diteladani dengan menanggung semua konsekwensi sebagai bentuk risiko sebagai garda terdepan pejuang kemerdekaan meski hanya bersenjatakan bambu runcing. Baca juga: Tombolotutu, Bangsawan Sulteng yang Berjuang Melawan Belanda Kini Jadi Pahlawan Nasional Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Daftarkan email “Jika segala bentuk risiko mulai dari intimidasi hingga keselamatan jiwa dan raga menjadi konsekwensi yang harus kami terima sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, Insya Allah kami seluruh insan di KPK ikhlas dan siap menerimanya,” ucap Firli. Menurut mantan Kapolda Sumatera Selatan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa pengertian pahlawan yang dulu indentik dengan pejuang melawan penjajah atau merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengalami ‘pergeseran’ seiring dengan perkembangan zaman.

Akan tetapi, ujar Firli, esensi dan nilai-nilai pahlawan yang banyak memberi teladan dalam perjalanan bangsa ini, tidak akan lekang oleh waktu apalagi tergerus kemajuan zaman. “Di masa saat ini, makna pahlawan bisa dipahami dan dilihat dari berbagai sisi, contohnya seseorang yang membawa perubahan atau memberikan nilai-nilai positif kearah kebaikan bersama, untuk bangsanya bisa disebut pahlawan,” ucap Firli.

“Begitu juga para olahragawan yang telah mengharumkan bangsa dan negara, juga layak disebut sebagai Pahlawan,” tutur dia. Lebih jauh dari itu, Firli menilai, menjadi pahlawan di era saat ini, tidak lagi bisa dilakukan dengan mengangkat bambu runcing. Sebab, penjajah saat ini, bukan lagi kolonialisme melainkan kemiskinan, kebodohan dan korupsi. “Inilah musuh kita semua yang harus perangi dan lenyapkan dari bumi nusantara dan negeri ini,” ucap Firli.

.
Penulis : Irfan Kamil
Editor : Dani Prabowo
Repost by : (indonesiaseharusnya.com/Adil.red)

Sumber : kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *